Tuesday, December 4, 2012

CB500 Four vs. Kawasaki 750 H2


Tuesday, November 20, 2012

BMW R27… old bikez… yang dicinta sepanjang masa…!!!











BMW R27 yang termasuk motor tuwir… selalu aza ada peminatnya…!!! Sampai sekarangpun ada juga yang mencari.. ntah bahan, ntah sudah jadi… sampai yang bener-bener perfect…!!! Harganya pun lumayan tinggi… dari range 30-40 jeti rupiah… sampai ada yang ratusan juta rupiah… !!! Anyway, BMW R27 ini diproduksi oleh BMW pada tahun 1960-1966…!!! Motor ini sebenernya merupakan penerus BMW R26. R27 disebut juga cheap model dari BMW R69S… !!!Jumlah yang diproduksi hanya 15364 unit…!!! Harga nya pada jaman segitu… sekitar 2430 DM…!!!

BMW R27 ini menggunakan engine 247cc, 4 stroke, 1 cylinder vertical. Compression Rationya mencapai 8.2:1. Power yang dihasilkan mencapai 18HP pada 7400RPM. Crankshaft nya mirip dengan yang digunakan pada mobil.. (biasanya crankshaft tuh dikaitkan dengan crank pin). Carburatornya menggunakan ukuran 26mm. Chasisnya menggunakan steel twin-loop frame. Sistem transmisinya berkecepatan 4 speed, dan berpenggerak drive-shaft. Suspensi depan menggunakan long swing arm, sedangkan suspensi belakang menggunakan Langarmschwinge. Rem depan dan belakang menggunakan tromol 160mm. Ban depan maupun ban belakang menggunakan ukuran 3.25 x 18. Kapasitas tangki 15 liters. Konsumsi bahan bakar mencapai 1 literz dapat mencapai 25 km. Berat neh motor sekitar 162 kg. Oh ya… motor ini dapat digeber maksimum 130 km/h jika nggak pake Seitenwagen (zispan), dan 90 km/h dengan Seitenwagen.
Sebagian besar BMW R27 itu diexport ke Amerika Serikat…!!! Dan warnanya paling banyak adalah warna hitam. Namun ada juga yang berwarna lain yaitu dover white …!!! Lha kok bisa….??? Yah karena.. pada waktu itu, importir perusahaan Amerika yaitu Butler & Smith, mengirimkan sample warna mobil Packard tahun 1942.. ya warna dover white… dan meminta untuk dibuatkan R27 dengan warna tersebut… !!! BMW AG di Munchen menyetujui dan mengirimkan 50 unit BMW R27 type dover white…!!! Sampai sekarang tipe ini sangat langka… dan diburu oleh penggemarnya…!!!
Pengembangan lebih lanjut dari type R27 ini adalah R28…!!! R28 ini sebenernya merupakan motor prototype untuk keperluan militer. Namun nasibnya ya… nggak jadi diproduksi masal…!!! Di Indonesia sendiri, penggemar motor R27 ini juga banyak… komunitasnya juga ada.. dan biasanya tergabung dengan komunitas motor antik..!!! Gimana dengan partz nya…??? Well.. karena sesama hobby motor tua… biasanya persoalan partz.. ada aza yang men-share… ntah barangnya original dari Jerman atau bukan…!!! Tertarik…???
http://triatmono.wordpress.com

Honda CB 400 "Cafe Racer" Buat JJS

 

Beijing, KompasOtomotif – Seiring dengan perkembangan dunia otomotif di China, sisi gatal modifikasi para penghobi semakin gila. Rumah modifikasi pun mulai bertumbuhan, salah satunya adalah Black Bridge yang terletak di Timur kota Beijing. Honda CB 400 ala Cafe Racer ini adalah proyek pertamanya.

Adrien Macera, pemilik bengkel, sebenarnya sudah malang-melintang di dunia modifikasi. Namun untuk China, CB 400 ini terasa bersejarah. ”Sepeda motor ini milik teman. Dia punya beberapa restoran di Beijing. Meski tampilannya cafe racer, tetapi tidak untuk balapan. Cukup buat jalan-jalan sore (JJS) atau putar-putar kota di malam hari,” jelasnya.

Memang, biasanya merombak  sepeda motor ala cafe racer butuh motor berperforma tinggi. Biasanya, modifikator menggunakan sepeda motor bermesin minimal 600 cc. Namun itu tidak mengikat. Di Indonesia bahkan banyak yang mengubah sepeda motor 250 cc mereka dengan menganut aliran tersebut.

Honda CB 400 racikan Adrien ini cukup impresif. Tampilan standar  sudah dipermak dan digunduli. Garpu dan suspensi depan mencomot milik CBR600RR. Remnya menggunakan Tokico yang dibalut master cylinder Brembo.

Rangka aslinya dibuang, dibikin custom dengan memotong sedikit bagian belakang untuk menyesuaikan desain jok ala cafe racer. Bagian belakang itu ditopang dengan suspensi merek Showa. Knalpot dilewatkan bagian bawah pijakan kaki untuk memberikan kesan sporty dan menjaga keseimbangan estetika.

Banyak sekali peranti aluminium di sepeda motor ini. Bukan hanya untuk mengurangi berat, tetapi juga menjaga kemungkinan berkarat. Bagian yang terbuat dari aluminium itu adalah mangkok lampu depan, tangki bensin, pinggiran jok, tempat untuk aki, dan berbagai braket.

Untuk mesin, Adrien dan kliennya sudah cukup puas dengan performa Honda CB400 ini. Mengitari kota memang tidak butuh ngebut bukan?

Wednesday, October 31, 2012

Kawasaki W650 Custom milik Randy de Puniet diracik khusus oleh rumah modifikasi kesohor asal Australia Deus.


KawasakiRandydePuniet 4 460x306 Kawasaki W650 Custom Milik Pebalap MotoGP
Kawasaki W650 Custom  milik Randy de Puniet diracik khusus oleh rumah modifikasi kesohor asal Australia Deus.

Memiliki paras retro-klasik dengan memadukan kelir hitam, putih dan jingga, terlihat eksotis. Deus sengaja membuatkan untuk pebalap MotoGP ini untuk dikendarai di jalan-jalan kota Sydney selain Mercedes-Benz SLS AMG miliknya.

KawasakiRandydePuniet 1 100x100 Kawasaki W650 Custom Milik Pebalap MotoGP

Mengusung konsep setang rendah dengan model lurus dipadu tangki model klasik SR500. Menggunakan kotak udara model lama yang ditambahkan dengan filter K&N.
Penampilannya semakin agresif dengan knalpot kembar custom yang pendek, ujungnya berada di bawah mesin. Pemilihan fender rendah semakin mempertegas gaya retro. http://www.dapurpacu.com





Wednesday, October 24, 2012

Yamaha XS 650 Boners Custom from Jakarta Indonesia part 3


The Great Biker Build Off 4 - Billy Lane Vs Indian larry


Yamaha XS 650

Yamaha img 2227.jpg
Yamaha XS650

Yamaha XS 650
Manufacturer Yamaha Motor Company
Also called XS-1, XS-2
Parent company Yamaha Corporation
Production 1968–1985
Class Standard
Engine 654 cc, 4-stroke, parallel twin, air-cooled, SOHC, 2 valves per cylinder
Compression ratio 8.4:1
Power 50 bhp 36.4 kW @ 7200 rpm (XS-F)
Torque 54 Nm @ 6800 rpm (XS-F)
Ignition type Contact point-pre 1980
TCI-post 1980
Transmission 5-Speed
Frame type tubular steel
Suspension Front: telescopic forks
Rear: swinging fork
Brakes Front: 2x disc
Rear: drum
Tires Front: 3.50-19
Rear 4.00-18
Weight 450 lb (200 kg) (dry)
Fuel capacity 3 US gal (11 L; 2 imp gal) or 4 US gal (15 L; 3 imp gal)

Apa ya Bedanya R-25/2 dan R-25/3??

Apa ya Bedanya R-25/2 dan R-25/3??

Beda nya R25/2 (kwaci/unyil) dengan R25/3
banyak banget bro bedanya..
mau diliat apa nih ? fisik ? dalaman / teknis ? dll..

hmm secara bandelan, gw bilang sih sama saja.
secara langka, R25/2 lebih langka dari R25/3.
tampilan, jelas R25/2 lebih classic.

btw, /2 & /3, yg paling mendasar adalah perbedaan di perangkat shockbreaker nya.

tau kan, R25/2 itu shock depannya upside down loh, hehehe...
dan belakangnya dikenal dgn istilah plunger, yg mana dipercaya kombinasi shockbreaker itu adalah yg terbaik untuk disandang dengan Seispan/sidecar.
Dan R25/2 punya gardan juga didesign untuk menarik seispan/sidecar.. hmm.. gardan 24 dibilangnya, cmiiw..
juga gearbox nya, juga di design untuk kemudahan menarik seispan/sidecar, ada tongkat kecilnya tuh disebelah kanan, simpang siur sih cerita tongkat kecil itu.. ada yg bilang buat spare kalo tongkat kiri nya macet, ada yg bilang buat diterusin ke atas buat jadi tongkat tangan.. dll.. yg jelas fungsinya sama buat ganti gigi perseneling hehehe..

cuman, ya dia kecil sih ya, mirip2 adler, tapi tangguh loh.. tapi juga ada yg kurang puas dengan mesin nya, jadi suka diganti pake mesin nya R25/3.. entah itu di tenaga atau lebih simpel aja dgn R25/3, tapi buat yg lainnya mantap semua, gw selalu suka tromol rem model piring, ya kayak si kwaci ini, lebih pakem gitu hehehe..

hmm, R25/2 no rangka nya di sasis di atas / kuku /pegangan shock plunger /belakang..

hmm.. R25/2 lampu pengisian dan netral terpisah tempat.. dan konon sikring standar dari R25/2 adalah yg model kayu.. hehehe.. so batok lampu jelas beda yah, dengan R25/3..

dan terakhir harga jual/beli, lebih mahal R25/2 dibanding R25/3.

silahkan kalo ada yg kurang2 ditambahin lagi sama Brothers yg lain..

semoga membantu..
dan gw gak bosen2 kasih link ini http://w6rec.com
yg menurut gw berguna sekali buat para Beemers...
(sumber: forum classic-motorcycles.org)

Technical Specifications 1953 BMW R25/3



BMW R25/3 (1953)

Technical Specifications
1953 BMW R25/3
Engine
Engine type
Bore x Stroke
Displacement
Valves
Compression ratio
Max Power
Max Torque
Fuel system
Transmission
Final drive
Clutch
Ignition type
Starting system
Lubrication
Exhaust
Spark plug
Battery
Gear ratios

Air-cooled, 4-stroke, single cylinder vertical
68.0 x 68.0 mm (2.67 x 2.67 inches)
247 cc
OHV
7.0:1
13 HP @ 5800 rpm

1 x Bing type 1/24/41 or SAWE type K 24 F
4-speed, foot switching (+ auxiliary manual switch on gearing block)
Shaft
Single plate dry clutch
Battery ignition
Kick starter
Forced Feed Lubrication

Bosch W 240 T1
Dimensions
Frame type
Castor
Overall length
Overall width
Overall height
Wheelbase
Seat height
Ground clearance
Dry weight
Fuel capacity
Colors
Suspension (front)
Suspension (rear)
Tyre (front)
Tyre (rear)
Brake (front)
Brake (rear)

Closed steel twin loop frame, welded

2065 mm (81.28 inches)
760 mm (29.92 inches)
730 mm (28.74 inches)
1365 mm (53.74 inches)
828 mm (32.6 inches)
185 mm (7.3 inches)
150 kg
12 litres

Telescopic fork
Pushrod suspension
3.25 R18
3.25 R18
Drum brake 160 mm / 6.29 inches diameter
Drum brake 160 mm / 6.29 inches diameter

Technical Specifications 1951 BMW R25/2



BMW R25/2 (1951)

Technical Specifications
1951 BMW R25/2
Engine
Engine type
Bore x Stroke
Displacement
Valves
Compression ratio
Max Power
Max Torque
Fuel system
Transmission
Final drive
Clutch
Ignition type
Starting system
Lubrication
Exhaust
Spark plug
Battery
Gear ratios

Air-cooled, 4-stroke, single cylinder vertical
68.0 x 68.0 mm (2.67 x 2.67 inches)
247 cc
OHV
6.75:1
12 HP @ 5600 rpm

1 x Bing type 1/22/44 or SAWE type K 22 F
4-speed, foot switching (+ auxiliary manual switch on gearing block)
Shaft
Single plate dry clutch
Battery ignition
Kick starter
Forced Feed Lubrication

Bosch W 240 T1
Dimensions
Frame type
Castor
Overall length
Overall width
Overall height
Wheelbase
Seat height
Ground clearance
Dry weight
Fuel capacity
Colors
Suspension (front)
Suspension (rear)
Tyre (front)
Tyre (rear)
Brake (front)
Brake (rear)

Closed steel twin loop frame, welded

2020 mm (79.52 inches)
790 mm (31.10 inches)
730 mm (28.74 inches)
1330 mm (52.36 inches)
828 mm (32.6 inches)
185 mm (7.3 inches)
142 kg
12 litres

Telescopic fork
Pushrod suspension
3.25 R19
3.25 R19
Drum brake 160 mm / 6.29 inches diameter
Drum brake 160 mm / 6.29 inches diameter
   

Friday, October 19, 2012

Jenis Aliran Modifikasi Pada Sepeda Motor

Jenis Aliran Modifikasi Pada Sepeda Motor

Ragam aliran modifikasi motor ternyata banyak jenisnya. Selera orang macam macam dan misterius biar sama sama psychocycle, kita punya kecenderungan masing masing. Ada yang suka hot rods, low rider, choppers, bobbers. jap's bike, sporty atau malah rat bike. Makin bingung dengan semua aliran, kadang saling mempengaruhi bahkan tumpang tindih. Tapi yang jelas salah satu aliran akan menjadi dominan jika sudah menempel di motor, berikut beberapa jenis aliran modifikasi motor:


HOT RODS
Tak bisa lepas dari sejarah mobil khususnya akhir perang dunia 2, sehabis perang dan resesi ekonomi hebat di sana para otomotifmania membangun kultur hot rods di Kalifornia Selatan (So-Cal atau Southern California). Disana banyak yang bilang alam Kalifornia dengan danau kering dan magnet Hollywood membuat penggila otomotif jadi kreatif men-custom mobil eksotis. Mereka menjalankan beberapa pakem standar, yakni power mesin diperbesar, bobot mobil diperingan, atap dipotong, roda lebar dan warna dinamis tapi cenderung berkarakter kuat. Semua itu mempengaruhi para bikers terutama mereka yang beraliran choppers.
Disini ada perpaduan antara chopperis dan hot rods mania, contoh paling nyata ada di kumpulan Sinner yang
bermukim di Southern California.

BOBBERS DAN CHOPPERS
Keduanya berhubungan erat, prinsipnya, Bob dan Chop sama sama melakoni langkah memotong motong. Bedanya, bobber yang hadir lebih dahulu dan tak se extrim chooper. Aliran ini tetap membiarkan sasis standar tapi memotong spatbor dan piranti yang dianggap perlu. Untuk aksentuasi; bobberis menerapkan pakem memilih roda depan dan belakang gendut. Rem teromol dan kick-starter sesuai masa kelahirannya. Bobberies fanatik, walau punya motor baru, tetap mempertahankan aroma ol skool ini. CHOPPERS lahir dari kebutuhan dan efisiensi dana. Saat klub outlaws seperti Hell's Angels harus mengendarai Harley-Davidson atau Idian, mereka mengkritisi bobot H-D yang berat dan menganggu aktifitas mereka. Jalan keluarnya, kaum ini memotong peranti termasuk sasis hingga bobotnya berkurang. Di sisi lain, lansiran pabrik yang mahal membuat mereka berhemat biaya. Kaum ini awalnya mencari mesin dan mengkombinasikannya dengan sasis buatan sendiri dan berbagai junk yard lainnya. Sejarah ini berkembang dan melahirkan rumah modifikasi dan builders dunia. Uniknya, filosofi choppers yang harusnya lebih murah dari pabrik bergeser, Sekarang justru kebalikannya.

SCRAMBLER
Dari artinya sebagai pendaki, bisa ditebak kalau aliran ini sama dengan trailmania atau motor multipurpose. Di dunia modifiasi, scramblers ditandai dengan penguatan kaki kaki, groud clearance yang ditinggikan, ban motorcross dan knalpot melingkar di tengah mesin agar tidak terganggu saat melahap medan ekstrem. Uniknya, aliran ini menghasilkan keindahan tersendiri. Banyak modifikator memilih scrambler dengan karakter bersih dan kinclong.

RAT BIKE
Golongan paling unik tapi punya penggemar bejibun. Motor bagi mereka sama dengan album kehidupan. Hasilnya, seluruh barang yang pernah bersinggungan dengan mereka, menempel di motor. Hasilnya, motor jadi tak karuan rarena penuh barang rongsokan. Hebatnya, aliran ini punya tempat tersendiri di ilmu psikologi. Yakni kecenderungan Nest Baum (perilaku membuat sarang) yang dialami beberapa manusia. Tak cuma motor, perilaku rat bikers juga khas. Mereka kecanduan turing dan punya rasa persaudaraan sangat kuat. Makanya, rat bikers selalu dirindukan oleh berbagai golongan bikers.

LOW RIDERS (LW)
Kabarnya lahir dari Chicano Community, yakni kaum Mexicanos-Latinos yang bermukim di Los Angeles. Lain dengan Hot Rod (HR) yang identik dengan power dan akselerasi yang dahsyat. LW suka mobil atau motor ceper dan pelan sesuai filosofi mereka, bajito y suavicito (low and slow). Kaum ini tergila gila motor-mobil ceper dan doyan mejeng memamerkan tunggngan. Mereka boleh diistilahkan kaum poser, beriringan dan membentuk komunitas yang erat. Di sisi lain, kaum lewat selera low riders, mereka berusaha menajamkan kelekatan kultural para Chicano termasuk identitas gangster, danskspresi estetika ala mereka. Ciri paling menunjol dari mereka adalah tunggangannya se ceper mungkin, tapi punya air suspension. Di mobil, mereka
mencustom mobilnya jadi bisa lompat lompat dengan air suspension independent. Estetika ini menular ke motor juga sepedah, dengan pilihan ground clearance ceper, setang ape hanger yang dimodif unik misalnya twisted, krom dan warna ngejreng. Sebagian chopperis juga suka aliran ini.

JAP'S STYLE
Menjadi virus di kalangan chopperis, sport bike, maupun streetfighter dunia, Kreativitas mereka diilhami "balas dendam" akibat kekalahan PD II khususnya terhadap Amerika. Mereka berusaha mengalahkan superioritas kultural Amerika dan berusaha keras mengubah selera dunia sesuai selera mereka. Jap's Style alias gaya Jepang ini cukup sukses sebagai virus. Dikalangan chopperis, kehadiran Chicagawa (Chica Custom) atau Shinya Kimura (Zero Enggineering) dianggap pahlawan yang mampu menyebarkan virus ini. Pakemnya adalah anti-pakem. Mereka tidak ikut aturan ketat soal kriteria choppers-bobber bahkan scramblers. Di kalangan skubeker, Jap's style tak kalah gebyar. Ciri khasnya, kreativitas nakal bergaya ol skool di setang telanjang, lampu bulat, jok bertingkat dengan pelapis berbahan glossy dan detail manik imut. Kadang mereka cuek menyasar beket penangga mesin atau total memanjangkan rangka. Akibatnya ground clearance motor juga makin turun.

sumber  MOTORexs

Thursday, October 11, 2012

modif spool pengapian fullwave

 





Modif spool pengapian fullwave

Prosedur ngerjainnya sama aja dengan FW di motor GL/grand dan motor2 lainnya. Biasanya ragu2 nyari bagian mana kawat ground nya. Potong bagian kawat spul yg nempel ground. Kerik sampe lapisan coating/email ilang atau sampe mengkilap. Kalo gak dikerik nyoldernya ntar gak bisa nempel.
Sambung pake kabel baru, minimal ukurannya sama dengan ori (kalo ga salah 18AWG). Kalo mau digedein pake 16AWG juga boleh. Tapi kalo ganti ke 16AWG, sebaiknya kabel putih juga ikutan diganti dengan ukuran yg sama.
Lindungi sambungan kabel baru ini dengan heatshrink dan slang asbes. jangan sampe solderannya nyenggol ground lagi. Pastikan belitan rapat, jangan kendor, menghindari resiko kesabet putaran magnet.
Kabel ground ijo yg disolder ke terminal O Ring dibiarin aja, itung2 bantu grounding pulsernya.
Kalo udah, kabel kuning di spul di-nonaktifkan aja. Bisa dicabut sampe akar2nya (dibuang). Ato bisa juga dilepas dari soket dan diisolasi, jangan digabung lagi dengan kabel bodi.
Pasang lagi, spul dan karter. Sambung semua kabel2 (kecuali yg kuning dari spul). Kabel (tambahan) baru langsung masuk ke soket kiproknya. Kabel baru dan kabel putih (keduanya output spul), bisa dipasang bolak balik. Yang tidak boleh terbalik adalah kabel ke aki, kontak dan ground
Skun konektor kiprok FW (contohnya punya tigor), bisa memanfaatkan bekas skun dari konektor kiprok lama (ada 4 kabel merah,hijau,putih,kuning). Jangan lupa posisinya sesuai gambar, dan kabel supply lampu (kuning), dijumper/dijoin/disambung ke kabel (+) kontak warna hitam polos. bisa ngambil dari switch rem belakang, bisa dari flasher. Mau narik langsung dari kunci kontak juga boleh. Kabel hitam polos di kontak langsung dijoin dengan kabel kuning polos dari saklar lampu.
Tinggal ngetes aja kalo udah selesai.

Tuesday, October 9, 2012

Tips modifikasi honda cb jadi Trail



  1. Jangan potong-potong atau rubah rangka, berbahaya biarpun itu bengkel kata orang jago. Solusinya cari aja rangka honda tril tua seperti XL & TL, tinggal plok dah itu mesin GL. Kalo bisa sekalian ama shok depan & swing arm... rangka seperti itu dulu teman beli 2,5juta trus tinggal pindahin nomor rangka. enak dah tu motor kalo ada surat.
  2. Jangan rubah shock belakang jadi monoshock kalo aslinya dua, bahaya juga tuh monosok buatan kita dipake naek gunung, mending beli shock belakang yang sepasang yang bagus, shock belakang ada banyak jenis yang paling mahal 2,5 juta sepasang.
  3. INI YANG PALING BAHAYA SERING DILAKUKAN: merubah bodi motor tril pake bahan dari logam (plat besi/almunium). Kalo dipake naek gunung trus kita jatuh & body motor koyak! Bisa celaka kita kesabet itu plat. Jadi sebaiknya beli aja yang dari plastik / fiber... Banyak banget tuh modelnya tinggal beli 1 set antara 2,5jt sampe 5juta.. di bandung ada tuh yang jual bikinan luar punya
  4. musti sabar bos biar jadinya enak....

Friday, September 28, 2012

Merubah Platina menjadi CDI pada CB



Merubah Platina menjadi CDI

Pengapian sistem platina merupakan pengapian konvensional. Terkadang karena tidak mau repot melakukan penyetelan, alasan sparepart dan lain sebagainya, penggemar motor kuno melakukan perombakan dari sistem pengapian platina menjadi sistem pengapian CDI (capasitor Discharge Injection).

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan :
1.     Pahami tipe pengapian platina tersebut termasuk tipe AC ataupun Tipe DC
2.    Untuk sistem pengapian platina AC maka gunakan CDI AC, begitu pula untuk mengapian DC, maka gunakan CDI DC, walaupun bisa ditukar dalam hal aplikasinya dengan berbagai penyesuaian.


BEDA SISTEM PENGAPIAN AC DAN DC
Mengetahui jenis pengapian sepeda motor sangat penting untuk melakukan perbaikan kelistrikan maupun menerapkan berbagai aplikasi pendukung kelistrikan semisal kunci rahasia, alarm dan pekerjaan penting lainnya. Selain itu, dengan mengetahui seluk beluk pengapian sepeda motor akan lebih mudah melakukan trouble shooting atau analisa kerusakan.
Kurangnya pengetahuan tentang jenis pengapian bisa berakibat fatal terhadap proses perbaikan, analisa kerusakan bahkan terhadap keselamatan kerja. Adapun untuk pemasangan aplikasi yang lain semisal pemasangan kunci rahasia dan alarm justru bisa merusak salah satu komponen system pengapian itu sendiri maupun komponen yang akan di aplikasi. Untuk itu disini kami paparkan perbedaan signifikan terkait jenis pengapian AC dan pengapian DC

Pengapian AC
Pengapian DC
Tidak ada sekering pengapian
Ada sekering pengapian
Suplay arus didapat dari spull CDI
Suplay arus didapat dari aki
Kabel kunci kontak lebih dari 2 kabel
Kabel kunci kontak kebanyakan 2 kabel
Contoh kendaraan : grand, supra, tiger, prima, f1Z, RX King dll.
Contoh kendaraan : shogun, thunder, megapro, supra 125 dll

3.    Pastikan kriteria tahanan spul yang masuk baik itu spul CDI (source coil), panjang trigger dan tahanan pulser sesuai degan yang dibutuhkan oleh CDI yang akan diaplikasikan.
4.    Pahami jarak antara trigger dan pulser antara 0,5mm-0,6mm. jangan terlalu jauh atau nempel, apabila terlalu jauh maka sinyal yang dihasilkan ke SCR (silicon control rectifier) kurang signifikan, apabila terlalu dekat justru akan merusak trigger maupun pulser karena bergesekan.
5.   Triger bisa dibuat sendiri dengan dilas atau menempelkan plat yang dipotong disesuaikan dengan panjang bawaan kebutuhan CDI yang diaplikasikan. (pedoman pemasangan lihat gambar)

  
6.    Pahami saat terjadinya pengapian platina maupun CDI, Pada platina terjadi saat platina membuka dan terjadi saat tanda F, saat itulah busi memercikkan api, adapun pada CDI saat busi memercikkan api terjadi saat ujung trigger bagian belakang bertemu dengan pulser dan terjadi pada saat tanda F juga.( khusus yang ini masih bersifat perkiraan dan pendekatan tapi bisa dijadikan acuan dan diakali dengan sistem pulser geser untuk mendapatkan F yang tepat)

Sebelum mengaplikasikan hal-hal diatas ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.     Pahami dulu sistem kerja platina maupun CDI, nama dan fungsi masing masing komponen.
2.   Ukur tahanan Source coil (spul CDI) yang akan diaplikasikan misalkan pake CDI Honda grand, source coi (spul CDI) harus sesuai standar grand dan spul lama yang masih sistem platina disesuaikan dan dispul ulang sesuai standar spul CDI Honda grand, bisa menggunakan kawat email ukuran 0,12-0,15 mm kalo belum bisa bawa ke tukang spul saja tahu beres. Adapun pulser bisa langsung dipasang dengan disesuaikan saat pengapian.
3.    Membuat Trigger bisa dilas atau memotong plat besi kemudian dilem besi di magnet atau dibuatkan dudukan terlebih dahulu di as poros pembuka platina dan disesuaikan panjangnya trigger pada motor sesuai CDI yang akan diaplikasikan. (pent: model pemasangan platina ada yang dipasang di silinder head contoh CB 100 dan Honda GL 100, ada juga model platina yang dipasang di blok magnet contoh: Honda super cup, dan Honda 70, aplikasi trigger dan pulser juga disekitar situ)
4.     Ada alat agar akurat penyetelan saat pengapianya yaitu dengan timing light, tapi jika paham sistem kerja dan bisa kerja dengan presisi, tanpa alat itupun bisa.

 “Menjadi mekanik spesialis kelistrikan
1.     Kesalahan modifikasi alternator untuk source coil pengisi CDI berakibat pada kinerja source coil lampu penerangan dan source coil pengisian batere sehingga perlu ketepatan pemotongan email dan penyambungan instalasinya.
2.     Beberapa jenis CDI DC tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa batere.
3.   Koil pengapian untuk sistem pengapian CD memiliki spesifikasi yang berbeda dengan coil pengapian untuk sistem platina. Meskipun pada praktiknya dapat digunakan tetapi hasilnya akan lebih optimal jika koil pengapian merupakan bagian yang diikutsertakan.
4.     CDI tanpa pulser tidak cocok dipasang pada mesin empat tak, terlebih jika magnet flywheel dengan enam keping. Hal ini akan menyebabkan detonasi dan pre ignition.
5.     Jika saat pengapian tidak tepat, geserlah nok atau dudukan pulser sejauh eror yang terbaca
6.     Tendangan balik pedal kick starter ketika ditekan menunjukkan saat pengapian terlalu awal.
7.    Putaran mesin meletup-letup pada putaran tinggi atau mesin mati saat throttle dibuka/aselerasi menunjukkan bahwa saat pengapian yang terlalu mundur.

Dari pilihan CDI, ada tiga macam yang bisa diaplikasi. Meniru milik Suzuki Tornado atau RGR150, Honda Supra X dan Suzuki Shogun 110.

Pake CDI Suzuki Tornado
“Paling sederhana pakai CDI Suzuki Tornado karena kabelnya cuma tiga dari sepul, massa dan koil,” buka Sutrisno, mekanik Wenk Blozack di Jl. Moh Kahfi II/14, Jagakarsa, Jakarat Selatan.
Tentunya sepul pengapian perlu digulung ulang dengan kawat 0,15 mm. Meski gampang dipasang dan murah (total belanja Rp 150 ribu) karena tanpa pulser, CDI Tornado atau RGR kurang sip di kitiran atas. Doyan mbrebet, Bro! Atau kadang bagus. Namun ada kasus kerap boros busi.

Rubah ke kelistrikan Honda Supra
Silakan jajal pasang CDI Supra X yang jago dari rpm bawah hingga atas. Ada lima kabel dari soket, yaitu sepul, pulser, massa, kontak dan koil. Tetap pakai magnet asli CB100 dan spul digulung ulang kawat 0,15 mm. Syaratnya mekanik harus pasang pulser di sisi dalam crankcase kiri.
Pilih pulser yang memang didesain buat terendam oli. Seperti punya GL Pro Neo Tech, Tiger dan Shogun 110 biar awet.
Pasangan pulser adalah pick-up coil yang menempel di bilah kruk as sisi magnet. Proses bikin tonjolan dengan las listrik lalu dibentuk gerinda, derajat pemicu pulser bisa dibikin sesuai selera. Mau dibikin galak di rpm atas atau gampang distarter, semua bisa.
Ubahan ini memakan biaya sekitar Rp 450 ribu. Kelemahannya justru di usia sepul gulungan sendiri. Masa pakainya susah diprediksi. 


Ambil Magnet Honda Tiger
Akibat susah menganut sistem Honda Grand, mekanik berkreasi lagi dengan mencomot magnet berikut sepul komplet Honda Tiger. Saat sepul putus, beli dan mesin hidup lagi. Nggak perlu repot, ke tukang dinamo untuk gulung spul.
Wajib bikin dudukan sepul lagi agar bisa masuk ke bak magnet asli CB100 dan bubut sisi dalam magnet biar nggak mentok crankcase. Alternatif lain magnet plus sepul lengkap Astrea Grand juga bisa dijajal di mesin CB100.
Masih dengan jurus pulser di crankcase tapi kali ini spul pengapian asli CB100 sama sekali tidak diubah. Cukup comot CDI Shogun 110 jenis DC, konsekuensinya harus pasang aki dan kiprok baru 12 volt. Api lumayan stabil tuh, belanja rada lumayan, tembus di angka Rp 700 ribu.
Syarat utama magnet tidak boleh bergesekan sama sekali ke sepul, nyenggol dikit mesin susah hidup. Kondisi kruk as harus balans nggakboleh oleng.


Comot punya GL Pro series
Kalau cara paling praktis justru comot pengapian komplet GL-Pro keluaran 1986 hingga 1994 atau GL100 keluaran 1990 ke atas. Dari magnet, pulser, bak magnet, sepul dan CDI gampang sekali masuk ke mesin CB100.
Kendalanya spare part ini rada susah dilacak di toko onderdil atau bahakn tukang loak. Alternatif lain comot komponen pengapian serupa versi KW-2 yang cuma Rp 450 ribu. Tapi ambil pulser dan CDI asli Honda, namun bisa bengkak sampai Rp 700 ribu

Pendekatan yang paling baik adalah praktek dan praktek, karena praktek adalah seribu gambar dan seribu kata, selamat mencoba.
Sumber : motorplus-online

Wednesday, September 26, 2012

OIL COOLER APPLICATION FOR CB





















terus terang ane juga gak begitu paham tentang mesin, ane dapet referensi dari forum honda-tiger.or.id
mungkin agak beda tapi secara prinsip hampir sama antara blog tigi dengan cb.
ane konsultasikan ke bengkel, mekanik bengkel paling tidak sudah tahu/paham tentang jalur pelumasan oli...bengkel wajib tahu lah masbro...
trus selanjutnya mekanik bengkel ane yang ke tukang bubut dan las, untuk buat dudukan nipple selang oli dan nutup jalur oli diblok aslinya.
pastinya pompa oli nya harus oke, supaya oli tidak keteteran karena jalur pelumasan jadi lebih panjang (harus keluar masuk oil cooler dulu).
spring gear assy/rounset (ronsel) ane ganti punya pro series (punya tigi juga oke) supaya debit/aliran oli bisa lebih kenceng.
kapasitas oli nya ane tambahin sekitar 200 ml, supaya oli di blok bawah tidak kehabisan karena harus ngisi di oil coolernya juga.
ane beli oil cooler satria fu tanpa selangnya di beres (karena selangnya juga lumayan mahal), selang nya ane cuma pake selang rem cakram yang pendek.
sebenarnya selang bisa bikin sendiri (panjang selang bisa kita sesuaikan) tapi bengkel ane gak punya alat untuk nge-press selang ke nipple.

*)update
kalo mau yang plug and play alias colok dan mainkan, gak ribet ribet pakai yang seperti ini masbro. tapi ane gak tau dimana carinya, katanya sih made in jepun punya :




 

Bedah Modifikasi Honda CB100 - 4 Klep DOHC 226 CC







Edwin Lumanau, modifikator Linx Motorcycle Perfomance Shop di Jl. Sumatra, No. 10, Bandung selalu punya terobosan. Honda CB100 tua yang aslinya hanya 2 klep dibikin jadi 4 klep. Menggunakan sistem DOHC (Double Overhead Camshaft) yang didukung dua kem.

Hebatnya lagi kapasitas mesin melonjak tinggi. Asalnya cuma 97 cc kini jadi 225,7 cc. Kalau dibulatkan jadi 226 cc dong. Hebat! Ini katanya hasil kerja sama dengan Suroyo, pebengkel di Jl. Ibu Sangki, No. 64, Cibeber, Cimahi, Jawa Barat.





Apa saja teknologinya, mari lihat.


BLOK DAN KEPALA SILINDER F-150





Menggapai teknologi modern, Royo menggabungkan mesin CB100 dengan milik Suzuki Satria F-150. “Karter milik CB100 sedang kepala dan blok silinder punya Satria F-150 yang sudah DOHC,” jelas brother beken disapa Royo ini.

Tentunya perlu dudukan atau adaptor khusus untuk menggabungkan karter dan blok silinder. Royo bikin dari bahan duralium 5 mm. Disambung menggunakan las argon untuk bagian dalam. Sedang bagian luar perlu lebih rapi, makanya pakai las babet.

Posisi baut blok juga digeser. Disesuaikan lubang baut di blok F-150. Juga perlu bikin dudukan tensioner yang panjang dan pendek. Menggunakan miling agar pas pasang di karter.
    
Piston pakai diameter 68 mm. Diambil dari Honda XR400 yang punya pin piston 15 mm. Pas dipasangkan sama setang piston GL-Pro Neo Tech yang sudah dipasang berikut kruk as-nya.


Piston besar memaksa ganti boring lebih besar. Juga stroke atau langkah piston dibikin jadi 62,2 mm. Ini didapat dari menggeser posisi pin kruk as Neo Tech sekitar 6,5 mm. Total langkah bertambah 13 mm.

Kalau dihitung menggunakan rumus volume silinder pasti didapat 225,7 cc. Itu didapat dari diameter silinder yang sudah 68 mm dan stroke 62,2 mm.

Tapi, lantaran stroke bertambah bukan saja pasang adaptor blok silinder dari duralium 5 mm. Tapi, rantai keteng Satria FU perlu ditambah. Disambung lagi 4 mata. T
entu gigi keteng di kruk as juga dibikin seperti punya Satria 4-tak itu.


RASIO TIGER

Setelah kapasitas dapur pacu meningkat, sektor pemindah daya dibenahi. Biar imbang gitu. Seperti rasio satu set pakai Honda Tiger. Otomatis mesin tidak teriak kencang lantaran sudah 6 tingkat kecepatan.
    
Begitu juga ru
mah kopling. Cangkok dari Tiger. “Namun kampas kopling dipasang enam lapis. Aplikasi dari Honda Grand,” jelas Royo yang bisa ditanya lebih lanjut lewat telepon rumah di nomor (022) 6673653.
PENGAPIAN GRAND




Pengapian masih cangkok dari punya Grand. Seperti satu set magnet, sepul, pulser dan CDI. Tentu dalam pemasangan kudu dibuatkan dudukan baru. Paling penting lagi letak pulser yang dipasang di kruk as. Tidak ditempatkan di tutup magnet, kenapa ya? 
Rencana ke depan mau ganti pulser. Menurut Bro yang dulu sempat beken bikin 2 busi ini. Katanya yang bagus cangkok dari punya Binter Joy. Makanya mesin mau dibelah ulang. Minimal sebelah kir 
BY PASS JALUR OLI  
Sistem pelumasan menuju kepala silinder kudu lancar agar mampu melumasi mekanisme klep. Kalau mempertahankan jalur lama, dipastikan lumayan ribet. Itu karena lubang baut silinder di karter dan blok sudah bergeser. Apalagi sudah tertutup adaptor blok dan kena las babet.
    
Untuk itu kudu dibuatkan jalur baru. Dari tutup bak kopling kanan dilubangi sebagai dudukan nipel slang. Dari nipel disambung ke pipa karet dan pipa besi menuju kepala silinder. Dari sana baru disemburkan menuju mekanisme klep.
    
Aliran pelumas di kepala silinder dilanjut menuju karter kembali. Lewat lubang baut blok kiri depan. Setelah nyampe atas karter dibuatkan dua lubang yang disemprotkan menuju rantai keteng dan setang piston bawah. Baru deh setelah itu oli ngumpul di bak.
 
 
PISTON KEMBALI DIGANTI

Edwin dapat barang unik, yakni piston Honda CBR150. Menurut Royo, diameter 67 mm dan pin 15 mm. Otomatis harus bore down lantaran piston makin imut dan boring diganti lebih kecil.
    
Kini kapasitas silinder malah turun. Asalnya 225,7 cc jadi 219 cc. Turun sekitar 7 cc. Tapi nggak masalah lantaran dirasa aman karena kompresi tidak terlalu besar.

DATA MODIFIKASI
Paking bawah blok bawah Satria F-150
Tensioner Satria F-150
Kem Papas bawah 1,5 mm
Klep Satria F-150
Karburator TZM30
Spuyer Main-jet 160/pilot 35

(motorplus)

Thursday, September 20, 2012

Honda CB200



Saya membeli Honda CB200 1975. Woo hoo, yeah! Warnanya hijau, Honda balap hijau, dengan tanda tangan pad karet mengalir di bagian atas tangki bahan bakar untuk membuktikan itu adalah racebike, melainkan untuk berbaring datar-out atas untuk memaksimalkan kecepatan, sama seperti pembalap café. "Rendah" bar. Ganda karbohidrat dan knalpot. Ini punya rem cakram depan, yang baik dan bersemangat-tapi-kabel digerakkan, yang ungood dan berisiko. Ini cepat! Baiklah, itu lambat. The CB200, atau setidaknya CB200 saya, adalah sebagai lambat seperti sepeda motor bisa dan masih cocok dalam definisi Kalau ada lambat itu akan menjadi ... CB175 "sepeda motor.". Atau CB125. Atau CB92 CB50 atau. Pada titik tertentu, Anda hanya harus berjalan dan membawa mesin.Saya selalu berpikir CB adalah keren, menonjol contoh apa yang terjadi dalam desain berkembang sepeda motor di awal 1970-menggairahkan tahun peralihan saat sepeda produksi mendapat rem cakram, yang beruntung dengan aktuasi hidrolik. Itu ketika CB750 Honda dan Kawasaki Z1 mendefinisikan kembali kata Superbike, ketika Paulus Pintar memenangkan Imola 200 pada Ducati 750 dan mengubah citra perusahaan itu selamanya. Justru ketika film Pada Setiap Minggu dirilis.Jadi, pikiran memiliki CB200 adalah hanya untuk memiliki sebuah jendela melihat kembali ke waktu, singkat menarik dalam sepeda motor. Naik itu? Maksudku, mengapa? Ini lambat.Naik atau tidak, saya tidak bisa hanya taman hal tanpa terlebih dahulu membersihkan dan perbaikan sedikit dan, tentu saja, mendapatkan berjalan. Menjadi cenderung mekanis bukan hanya keterampilan, itu adalah kondisi medis. Ini mengomeli jiwa untuk melihat sesuatu yang rusak dan ditinggalkan. Sementara beberapa orang menemukan diri mereka diam-diam meluruskan gambar di dinding orang lain, kita retentives mekanis cenderung menemukan diri kita membangun kembali traktor kebun tetangga, bahkan jika kita tidak begitu menyukai tetangga. Jadi ada aku, memiliki sebuah CB200 berjalan dengan plat. Oke, di mana helm saya?



CB200 ini bukan tentang wheelies, sudut-blitzing dan membutakan kecepatan. Hanya saja sepeda kecil yang menyenangkan yang memperlambat Anda sehingga Anda dapat menikmati alasan Anda mulai naik di tempat pertama: murni, menyenangkan bersalah.Panik oleh kinerja anemia, kupikir aku akan pergi berkeliling blok dan dilakukan dengan petualangan ini. Setelah tiga putaran yang tepat, meskipun, saya gagal membuat dibutuhkan keempat dan melaju di jalan raya. Dan kemudian sesuatu yang lucu terjadi: Saya hanya terus naik. Kengerian lambat yang membuat saya merasa seperti korban potensial mulai memudar. Aku mulai masuk ke menempatkan bersama, lutut saya untuk angin, jalan terbuka di depanku. Saya mulai, um, bersenang-senang. Saya mulai menikmati otomotif di jalan raya pada mesin pemotong rumput deckless. Apa ...?Setelah naik tidak semua yang jauh, saya menyadari bahwa dengan sepeda setiap kali saya sudah naik dalam hidup saya, dari Busas bosan-out 'untuk ditipu-out Bimotas untuk penuh-ras R1s Yamaha dan segala sesuatu di antara, semua yang telah saya lakukan adalah mencoba untuk menghidupkan kembali kegembiraan mendalam dari hari pertama saya di sepeda motor, saat ajaib untuk mengubah throttle dan menjadi mudah bergegas masuk angin, terbang menyusuri jalan ke payudara angin, telanjang dan kuat sekaligus seperti superhero. Kapten CB200! Saya sudah mencari dengan balap, dengan mengendarai sepeda dengan tenaga kuda besar, dengan kecepatan gila-mencoba untuk memaksa saat kembali dengan kepalan ham ketika semua dibutuhkan adalah twist lembut pada sepeda kecil di hari yang cerah.Saya juga datang untuk belajar bahwa motor ini membuat saya sangat populer kemanapun aku pergi, terutama dengan orang-orang antara 47 dan 52 tahun. Pikiran remaja mereka percaya motor ini sangat bisa mengubah impian mereka untuk memiliki sepeda motor menjadi kenyataan. Itu dibangun dalam ukuran seorang remaja dan tersedia dengan harga yang mengundang harapan bahwa nenek moyang mereka, mungkin saja, mungkin, bisa diyakinkan untuk membeli mereka satu-sepeda motor yang nyata, namun tidak mesin gila-cepat mahal. Ini adalah sepeda generasi pengendara merindukan, merindukan, dan bagi banyak dari mereka, kenangan kerinduan yang sama emosional sebagai kenangan cinta pertama. Atau naik pertama.
http://www.cycleworld.com